iklan banner

Minggu, 28 Januari 2018

Awal mula adanya Kondom dan Pembalut

Kondom ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang, ada beberapa istilah sebelum istilah kondom yaitu pernah dijuluki "kaus kaki cinta" , "topi jimmy" sampai diberi nama kreatif "kaus kaki Mr P". Berikut ini sejarah singkat alat pelindung ini, seperti dilansir Marie Claire.


1.000 sebelum masehi
Selain metode "menarik keluar" dan irama, orang Mesir kuno menggunakan kain linen untuk melindungi diri dari penyakit menular seksual. Selain itu, wanita Mesir menggunakan kotoran buaya dan madu sebagai spermisida (pembunuh sperma).

1400-an masehi
Di China, pria menutupi kepala Mr P mereka dengan usus domba atau kertas sutra berminyak. Sedangkan di Jepang, pria menggunakan kondom bernama “kelenjar” yang terbuat dari tanduk hewan, kulit halus, dan cangkang kura-kura.
kondom dari usus binatang

1839 masehi
Charles Goodyear (yang menciptakan ban Goodyear) menemukan cara membuat kondom dalam jumlah massal. Penemuan Goodyear lebih baik daripada pilihan kondom sebelumnya yang terbuat dari kandung kemih mamalia dan kerang. Pelindung ala Goodyear berbau seperti karet dan memiliki jahitan di sepanjang sisi seperti ban.

1912 masehi
Julius Fromm dari Polandia menyempurnakan model kondom karet buatan Goodyear. Dia menciptakan cetakan kaca yang menyerupai penis dan mencelupkannya dalam larutan karet yang kemudian divulkanisir dalam oven. Kondom lalu dikemas dengan secarik kertas sebelum didistribusikan ke apoteker.

2014 masehi
Kondom modern seperti permen, tersedia dalam berbagai warna (dari merah hingga kuning) dan berbagai rasa (seperti strawberry hingga anggur). Kondom masa kini juga memiliki ratusan tekstur untuk meningkatkan kesenangan dan kepuasan bercinta. Beberapa kondom bahkan memasang perangkat bergetar.






 
Sudah kodratnya kalau perempuan pasti akan mengalami menstruasi. Secara harfiah, menstruasi adalah perubahan fisiologis dalam tubuh perempuan yang terjadi secara periodik setiap bulannya. 

Saat periode bulanan ini tiba, darah haid akan keluar dari dalam tubuh. Darah haid ini biasanya ditampung dengan menggunakan pelapis yang disebut pembalut. Sampai saat ini, sudah banyak merek pembalut yang dipasarkan di Indonesia. Mulai pembalut tebal, tipis, dengan gel, pembalut siang, malam sampai yang bersayap. 

Semua inovasi dari masa ke masa ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang memiliki beragam permintaan akan kenyamanan pembalut. 


Merunut sejarahnya, 'pelindung' menstruasi ini sudah digunakan sejak awal abad ke-10. Di masa ini Hypatia, seorang ahli matematika dari Yunani diketahui melemparkan salah satu kainnya yang digunakan untuk melindungi diri dari darah menstruasi. Ia melemparkan kain ini kepada orang-orang dalam upaya mencegah pengagumnya mengejarnya. Dulunya perempuan di masa ini menggunakan potongan kain bekas yang dilipat-lipat. Hal inilah yang menyebabkan mengapa akhirnya periode datang bulan juga dikenal sebagai periode on the rag (lipatan kain). 

Selama masa haidnya, perempuan zaman tersebut selalu mencuci kain-kain pembalutnya agar bisa dipakai kembali. Mereka juga sering membuat tampon dari lilitan potongan-potongan kecil kayu atau bahan lain seperti lumut, kulit binatang atau rumput. 

Pembalut menstruasi atau menstrual pads mulai berkembang dari penemuan Benjamin Franklin. Penemuan ini dibuat untuk menyelamatkan tentara dari luka tembak. Pembalut sekali pakai mulai dipasarkan secara komersial pada tahun 1896. Produsen pembalut pertama adalah Johnson & Johnson. Produknya disebut sebagai Lister's Towel. Sayang, produk mereka tak sukses di pasaran karena perempuan merasa takut saat harus membeli produk tersebut. Selain itu, mereka beranggapan bahwa dengan produk ini mereka secara tak langsung mengungkapkan kepada publik kalau mereka sedang menstruasi. 

Sampai pembalut sekali pakai sudah diciptakan, ternyata masih banyak perempuan yang menggunakan metode lilitan kain. Hal ini disebabkan karena masih mahalnya harga pembalut. Tahun 1921, produk pembalut lain yang menggunakan pulp kayu pun muncul. Produk Kotex ini muncul ketika suster Perancis selama Perang Dunia I mampu menyerap lebih banyak darah mens ketimbang kain. 

Dalam perkembangannya perempuan tak lagi perlu merasa malu membeli pembalut. Pasalnya, penjual pembalut diminta untuk meletakkan kotak uang di sebelah pembalut sehingga perempuan tak perlu membayar di kasir dan diketahui orang banyak saat ia sedang mens. 

Sejak tahun ini, evolusi pembalut mulai berkembang. Awalnya pembalut ini berbentuk persegi panjang yang ditutup dengan lapisan penyerap. Bentuknya sangat panjang, tujuan untuk menjepit pembalut di dalam korset khusus atau sabuk. Sekitar tahun 1970-an, pembalut dengan tambahan sayap mulai diperkenalkan. 

Tahun 1978, produsen pembalut Proctor and Gamble menciptakan pembalut dengan penyerapan ekstra. Mereka menciptakan pembalut dari material ekstra di dalamnya yang menciptakan bentuk seperti bentuk gelas. Dalam perkembangannya, pembalut ini ditambahkan dengan strip perekat di bawahnya. 

Desain yang ergonomis ini mulai berkembang pada tahun 1980-an sampai saat ini. Bahkan dalam perkembangannya, produsen pembalut ini menggunakan berbagai metode dan juga teknologi anti-tembus dan anti-kerut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berkomentarlah dan beri masukan