iklan banner

Jumat, 02 Februari 2018

Tiga presiden Indonesia yang bernyali besar

JAKARTA - Lawatan Presiden Jokow Widodo (Jokowi) ke Afghanistan, Senin 29 Januari 2018 lalu menyisahkan cerita tersendiri. Di mana, di tengah konflik dan ancaman teror bom yang terjadi di negara tersebut, Jokowi tetap berani melanjutkan perjalanannya.
Rakyat Indonesia boleh membusungkan dada ketika melihat pemimpinnya bernyali besar. Bukan hanya Jokowi, Indonesia pernah punya presiden yang juga memeliki keberanian luar biasa dan dengan keberaniannya membuat gempar dunia internasional.
Berikut Okezone rangkum sejarah Presiden RI yang memiliki keberanian untuk bisa melakukan gebrakan hingga mendapat sorotan di dunia internasional.
    Soekarno
    Soekarno, Presiden RI pertama ini tidak disanksikan lagi sebagai bapak proklamator yang memiliki keberanian luar biasa ketika melawan imperalisme barat terhadap kejahatan kemanusiaan.
    Waktu itu, Gaza, Palestina kembali bergolak dan darah pun bertumpahan dari warga sipil yang tak berdosa tewas di rudal Israel. Hampir semua pemimpin dunia bungkam menghadapi arogansi Israel yang turut didukung Amerika Serikat.
    Dari asas persamaan dan keadilan, Bung Karno dengan suara lantangnya menentang keras menghadapai negara-negara imperalisme Israel dan AS pun dibikin ciut oleh gertakan sang proklamator itu.
    Meski tak melakukan kunjungan langsung, tetapi pernyataan Bung Karno ini berhasil membuat negara lain tercengang. Bahkan, AS dan Israel pun segan akan keberanian Presiden Soekarno itu
    Soeharto
    Presiden Soeharto, memang dikenal sebagai prajurit TNI pemberani. Sehingga wajar bila bapak pembangunan ini memiliki segudang nyali.
    Pak Harto ternyata punya cerita menegangkan, ketika itu di tahun 1995, dimana sedang terjadi ketegangan, baku tembak antara tentara Bosnia dengan tentara Serbia.
    Banyak sipil muslim Bosnia yang dibantai dengan kejamnya. Pak Harto hadir bermaksud menjadi penengah pada saat itu dari dua negara yang tengah berkecamuk. Pak Harto tidak takut sedikitpun, padahal sebelumnya pesawat yang ditumpangi khusus PBB Yasushi Akashi ditembaki saat terbang ke Bosnia.
    Namun Pak Harto tidak gentar, dia tetap memutuskan melakukan perjalanan ke Bosnia, meski diselimuti rasa khawatir oleh para anak buahnya termasuk Komandan Paspammres Group A Kolonel Sjafrie Sjamsoeddin, yang mengaku khawatir akan keselamatan sang presiden. Apalagi pak Harto saat itu menolak mengenakan rompi anti peluru. Namun untuk mengelabui penembak jitu, Pak Harto hanya mengenakan kopiah dan jas saja.
    Kemudian kisah perjalanan Pak Harto menembus bahaya di Bosnia ini diceritakan dalam buku “Pak Harto The Untold Stories” terbitan Gramedia Pustaka Utama.
    Joko Widodo
    Presiden ke 7 RI ini boleh dikatakan memiliki keberanian yang tidak kalah dengan presiden RI sebelumnya. Di sela-sela kunjungan kenegaraan ke sejumlah negara Asia, Jokowi, Senin 29 Januari, Jokowi nekat melakukan kunjungan ke Afghanistan.
    Padahal sehari sebelumnya, serangan teror bom bunuh diri terjadi di ibu kota Afghanistan, Kabul yang menewaskan 103 jiwa dan melukai 159 orang.
    Tentu saja, situasi keamanan tidaklah memungkinkan bagi
    kepala negara untuk tetap pergi. Tapi Jokowi tetap saja menginjakan kakinya di Afghanistan selama 6 jam, dan tak menghiraukan saran anak buahnya.
    Perlu diketahui, Jokowi merupakan Presiden RI kedua setelah Soekarno yang mengunjungi negara Afghanistan pada 1961 atau terakhir 51 tahun lalu.
    Tentu saja, kunjungan Jokowi ini menjadi yang menegangkan. Sejumlah menteri memposting kekhawatirannya itu melalui beragam cuit. Bahkan melalui akun Twitternya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyebut Jokowi tidak ada takutnya.
    Atas keberaniannya itu, Presiden Ashraf memberikan medali istimewa kepada Jokowi atas keberaniannya mengunjungi Afghanistan di saat tengah terjadi teror bom sepanjang pagi harinya.
    "Sekali lagi, kita patut bersyukur alhamdulillah bahwa kunjungan Presiden ke Kabul dapat dilakukan dengan lancar dan aman,” cuit Menlu Retno Marsudi dikutip dari setkab.go.id.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    berkomentarlah dan beri masukan